• Partly cloudy10.6°CColumbus |
  • Jumat 14 Maret 2025

Ikut Ngampar Dinar di Hotel

Kemarin, hari Ahad, kami dipersilakan untuk ikut berpartisipasi dalam menyemarakkan acara silaturahim para insan yayasan se-Jawa Barat. Acara dilaksanakan di sebuah hotel yang luas nan hijau dan berhawa sejuk di dekat Kampus UPI Bandung.

Selain sebagai peserta silaturahim, saya membawa alat syi’ar dinar yang dimiliki. Sebuah Dummy Dinar Presentasi, beberapa buku Magnet Rezeki, satu set Dummy Dinar Kertas, dan beberapa brosur saja. Identitasnya cukup sederhana dengan tulisan KOTA TASIKMALAYA saja. Panitia membantu saya memajang semua alat itu dengan cukup strategis di meja pajangan. Lorong hotel itu disulap menjadi pajangan produk dinar dan beberapa produk lain yang ikut berpartisipasi. Panitia sekaligus menjadi SPG semua produk itu, karena kami ikut acara di ruang aula hotel.

Sajian khas hotel teh dan kopi di saat break time kami cicipi.

“Pak Osep, itu ada pembeli. Ada QRIS-nya, nggak?” seorang panitia menghampiri saya.

Teh manis panas belum saya seruput. Saya langsung hampiri pembeli. Beliau sudah menyimpan selembar uang seratus ribu di dekat buku. Buku Garputala laku satu.

Kemudian beberapa orang menghampiri stand. Beliau tanya-tanya tentang dinar. Percakapan kami cukup asyik saat break time itu. Pertanyaan umum calon konsumen sudah kuhafal jawabannya dan lancar kujelaskan. Hanya saja mereka tidak merasakan berat sesungguhnya 1 dinar atau 10 dinar. Mereka cukup terpuaskan dengan kilauan Dummy Dinar Presentasi yang dipajang.

“Wah, ini cocok buat koperasi,” kata seorang Bapak dari Bekasi.

Setelah panjang lebar menjelaskan, kami bertukar nomor HP. Saya langsung kirim update daftar harga kepadanya.

“Ini apa bedanya dengan Quran terjemah biasa?” tanya seorang pengunjung.

Setelah saya jelaskan, akhirnya dia langsung beli Quran Rezeki tersebut. Dia langsung mendekap Qurannya.

Di saat lunch time, stand dinar banyak dikunjungi dan banyak yang bertanya. Ternyata ada juga konsumen yang lebih faham dari saya, tetapi beliau belum menjadi SBMR. Dia membantu saya menjelaskan kepada konsumen lain. Ada juga konsumen yang sudah faham jurus-jurus Magnet Rezeki, tetapi baru melihat ukuran dinar yang sebenarnya.

Berkah hari itu, silaturahim terjaga dan pulang bawa rupiah. Alhamdulillah.

Saya seruput saja secangkir teh manis yang sudah dingin sejak tadi itu.

“Ahhh…!”