• °Ca:0:{}
    - Banten
    |
  • Sabtu 06 Juli 2024

Titik Ridho dalam Negoisasi

Mungkin karena Bapak saya punya latar belakang militer, jadi kalau nawar produk super tegaan. Dan bener-bener ditinggal itu toko dengan wajah “super jaim-nya” kalau gak cocok dengan harga yg ia inginkan..agar dikira gak butuh. Kadang sukses dipanggil lagi oleh penjual meskipun kurang ikhlas, kadang ya lewat aja hanya dapat cemoohan dri penjual. Yang akhir ini kurang nyaman, karena jadi doa tidak baik kan..

Sampai ktemu ilmu magnet rezeki, dimana ada jurus spiritualmeter menjadi pribadi +6 yang fokusnya meneliti keridoan orang lain. Dalam praktek negosiasi tawar-menawar tentu sangat menantang agar bisa Win-win, saling anta rhodin. Karena umumnya jual-beli kan prinsip dasarnya dapat harga termurah bagi pembeli, atau cuan terbanyak bagi penjual. Okelah dapat untung, lantas apakah berkah? Sedangkan ada orang lain “sakit hati” loh..

Kemampuan negosiasi sangat penting perannya terkait hubungan antarmanusia. Kita wajib memiliki kemampuan ini dengan baik jika ingin menjadi sosok yang diandalkan sekaligus memiliki pengaruh besar. Negosiator ulung berfokus pada persamaan dan memperkecil perbedaan.

Negosiasi ibarat amplas yang akan menghaluskan 2 permukaan yang sama-sama kasar. Ia menghilangkan atau setidakanya memperkecil hal-hal mengganjal. Tapi keseringannya orang kita melakukan nego tapi dengan ego, tidak peduli apakah kliennya ridho.

Maka, seni bernegosiasi sangat penting peranannya di dunia yang dipenuhi benih-benih perseteruan. Karena menjadi berpengaruh tidak hanya tentang menguasai orang lain dan mempengaruhinya, tapi juga tentang bagaimana enaknya atau keridoan untuk semua pihak. Bukan mengalahkan, tapi WIN-WIN.

Jadi, gak boleh tawar-menawar? Boleh dong, harus malah jika dianggap penawaran klien tidak rasional. Kalau kita suka beli oleh-oleh umroh di Arab Saudi, sang penjual akan keluar kata “Halal” jika tawaran kita diterima. Maka ada proses membangun kedekataan emosional dengan pujian, penghormatan, dll.

Jadi teringat di Indonesia ada istilah halal bihalal, maknaanya adalah saling ridho-meridhoi. Maka mestinya sesama anak Bangsa apalagi serumpun kita bisa lebih ber-satu ber-sama dan terhubung dengan harmoni. Btw, Anda suka beli di toko kokoh/cici? Jika ya, biasanya karena pelayanan mereka biasanya nyentuh hati.

Kembali ke topik, memang banyak ragam teknik negosiasi, namun jika hasilnya tidak sesuai apa yang Anda inginkan dalam bernego; it’s okay. Tetap perbaiki ikatan yang renggang, terima orang lain apa adanya, temukan kesamaan dalam banyak hal. Terpenting, doakan baginya kemuliaan dan kebahagiaan.

Ingat saja bahwa rezeki Allah dititip di kemuliaan dan kebahagiaan orang lain, karena kita.

Nego itu untuk menurunkan ego (no ego). Nego itu untuk menemukan titik ridho.

Sahabatmu,
Abuss Alhalimi
Magnet Rezeki.