• Clear-18.3°CColumbus |
  • Rabu 22 Januari 2025

Doa dan Pesan Pimpinan Pesantren Gontor Kyai Hasan dan UAS untuk Film Keajaiban Air Mata Wanita

Film Keajaiban Air Mata Wanita (KAMAWA) hadir sebagai karya yang unik dan penuh makna, mengangkat kehidupan nyata dengan pendekatan yang sarat nilai. Ustadz Luqmanul Hakim menegaskan bahwa film ini bukanlah film religi, melainkan sebuah film kehidupan. Hal ini disampaikannya saat tim Production House Bahagia Pictures memohon doa kepada Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Kiyai Hasan Abdullah Sahal dan Kiyai Akrim Mariyat, menjelang penayangan perdana film ini pada tanggal 23 Januari ini.

Saat mendengar judulnya, Kiyai Hasan spontan menyitir ayat ke-11 dari Surah Al-Anfal. Ayat tersebut berbicara tentang keajaiban air yang membersihkan, menguatkan, dan menenangkan. Penjelasan tentang falsafah air ini rupanya selaras dengan salah satu adegan dalam film, di mana Ustadz Nasrullah menjabarkan makna yang sama. Hal ini menjadi bukti bahwa KAMAWA tidak hanya menyentuh sisi emosi, tetapi juga mengandung pesan yang mendalam tentang kehidupan.

Film ini dibangun dengan komitmen kuat terhadap nilai-nilai syariat. Dari proses pembiayaan yang bebas riba hingga kedisiplinan kru dalam menjaga salat lima waktu, semua dilakukan untuk memastikan bahwa KAMAWA tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga mendidik. Selain itu, adegan-adegan yang melibatkan sentuhan fisik antara lawan jenis hanya dilakukan oleh pasangan suami-istri yang sah di dunia nyata, menjadikannya film yang tetap menjaga etika dan norma.



Inspirasi lain datang dari pesan Ustadz Abdul Somad, yang mendorong salah satu anggota tim produksi untuk tetap berdakwah melalui film. Seperti yang disampaikan UAS, "Jika dulu Walisongo berdakwah menggunakan media wayang, sekarang tugas kita adalah berdakwah melalui media film." Pesan ini menjadi motivasi besar bagi tim produksi untuk menciptakan karya yang memiliki misi lebih dari sekadar tontonan.


Film Keajaiban Air Mata Wanita didedikasikan untuk para perempuan Indonesia. Selama ini, perempuan sering kali digambarkan secara negatif dalam dunia perfilman. Melalui KAMAWA, citra tersebut diluruskan dengan menunjukkan keajaiban dan kekuatan perempuan, yang tercermin dari air mata mereka. Karya ini hadir sebagai ikhtiar untuk menjadikan film bukan sekadar hiburan, tetapi juga tuntunan yang membangun, menginspirasi, dan mengangkat martabat.